masih tentang UM UGM

Sebut gue sinis, sebut gue apatis.

Tapi gue bener-bener ga habis pikir dengan penerimaan mahasiswa baru saat ini.
Dimulai dengan biaya ujian PBS yang mencapai 350 ribu, kemudian tes masuk yang hanya berupa Tes Bakat Skolastik disertai surat pernyataan kesediaan orangtua untuk membayar puluhan sampai ratusan juta rupiah, kemudian end up dengan wawancara yang pertanyaannya:

 “Kamu udah punya pacar blom? Kok blom punya, kamu kan cantik”

Kalo gue ga bener-bener mengikuti proses ini, tentu persepsi gue masih sama dengan orang lain yang berpendapat bahwa UGM masih sangat mementingkan kemampuan akademis seorang calon mahasiswa baru.

PS: gue lagi di jogja lho, menikmati indahnya liburan. UGM itu di Jogja kan ya? :p

26 thoughts on “masih tentang UM UGM

  1. yaa….nama ugm lumayan menyilaukan sih, jadi para maba cepat buta dan terima aja disuruh bayar sekian puluh juta, trus ikut2an ngeluh klo mahal, padahal dibayar juga….
    padahal klo dipikir, mereka bisa aja nyari beasiswa klo ga mampu, ato kalo ga kuliah di luar aja sekalian, biar ga ngeluh….hehe

  2. ya sejak jadi BHMN… seribu jalan menuju UGM. Yang pandai atau beruntung bisa lewat jalur yang lebih murah… yang punya duit bisa pake jalur mahal…

    aku sih beruntung, hanya dengan 6 jutaan bisa kuliah dan lulus dari UGM … hanya saja karena kemalasanku …. harus selesai sembilan tahun (1996-2005)… hehehe.

  3. ini sebenernya bukan soal jalur murah atau mahal.

    kalau tingkat kesulitan ujian antara jalur non subsidi dan subsidi disamakan, saya ga akan mempermasalahkan apa-apa. Tapi yang terjadi sekarang, kapasitas penerimaan adalah 70% untuk non subsidi, dan 30% untuk subsidi. Lah berarti 70% maba itu hanya perlu mengoptimalkan Tes Bakat Skolastik saja, ga perlu belajar 3 tahun untuk bisa masuk UGM. Kasian banget dong 30% sisanya, udah belajar keras selama 3 tahun tapi kuotanya lebih dikit dan ujiannya lebih susah.

Leave a reply to kusumaningtyas puji pramesti Cancel reply